Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Retinol Bikin Kulit Tipis? Ini Fakta yang Jarang Diungkap

Kiki Oktaviani - wolipop
Sabtu, 19 Jul 2025 09:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Can you tell how bored I am?
Ilustrasi Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
Jakarta -

Retinol dikenal sebagai bahan aktif andalan dalam dunia skincare karena kemampuannya mengatasi berbagai masalah kulit, mulai dari jerawat hingga tanda-tanda penuaan. Meski begitu, masih banyak yang ragu menggunakan retinol karena khawatir dapat membuat kulit menjadi tipis.

Benarkah anggapan tersebut? Sejumlah ahli dermatologi membantah mitos ini dan menjelaskan bagaimana retinol sebenarnya bekerja pada kulit.

Asal Mula Mitos Retinol Bikin Kulit Tipis

Mitos bahwa retinol bisa menipiskan kulit kemungkinan besar berasal dari efek samping awal saat penggunaan, terutama di masa penyesuaian yang dikenal sebagai retinization. Di fase ini, kulit mungkin akan tampak mengelupas, memerah, atau terasa lebih sensitif. Namun, ini bukan tanda kerusakan, justru sebaliknya, ini menunjukkan bahwa retinol mulai bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Retinol meningkatkan pergantian sel dan eksfoliasi, sehingga lapisan kulit terluar (stratum corneum) tampak lebih halus. Tapi ini bukan berarti kulit menjadi lebih tipis secara merugikan, justru sebaliknya," jelas Dr. Pooja Rambhia, dokter kulit bersertifikat dari UnionDerm, dikutip dari Huffington Post.

Retinol juga bekerja dengan cara yang berbeda dari eksfoliasi biasa. Jika eksfoliasi hanya mengangkat sel-sel kulit mati di permukaan, retinol justru menembus lebih dalam.

ADVERTISEMENT

"Eksfoliasi itu ibarat menyapu teras, hanya mengangkat sel kulit mati di permukaan untuk efek halus sementara. Retinol justru menembus lebih dalam, mempercepat proses pembaruan alami kulit dari dalam," ungkap Dr. David Johnson.

Dengan kata lain, retinol mendorong kulit untuk memperbarui diri dari dalam ke luar, termasuk memicu produksi sel baru dan kolagen.

Peran Retinol dalam Produksi Kolagen

Retinol

Foto: Getty Images/ayo888

Salah satu keunggulan utama retinol adalah kemampuannya merangsang produksi kolagen, yaitu protein penting yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis.

"Kolagen membentuk jaringan padat seperti jaring yang memberikan kekuatan, dukungan, dan struktur tiga dimensi pada kulit," ujar Dr. Rambhia.

Seiring bertambahnya usia, tubuh kita secara alami memproduksi kolagen dalam jumlah yang semakin sedikit. Di sinilah retinol berperan besar.

"Retinol membantu menghambat penurunan kolagen dengan merangsang fibroblas untuk memproduksi kolagen baru, menjaga ketebalan kulit, kekencangan, dan kesehatan secara keseluruhan," lanjutnya.

Penyebab Sebenarnya Kulit Menipis

Penipisan kulit tidak semata-mata disebabkan oleh penggunaan retinol. Ada banyak faktor lain yang turut berperan, terutama seiring bertambahnya usia.

"Seiring bertambahnya usia, kita kehilangan sekitar 1% kolagen per tahun, mengalami degradasi elastin, pergantian sel yang melambat, berkurangnya lemak di bawah kulit, serta munculnya pembuluh darah dan kapiler yang lebih terlihat," ungkap Dr. Anetta Reszko, dokter kulit dan ahli bedah dermatologis.

Faktor hormonal juga berpengaruh besar, terutama bagi wanita pascamenopause yang bisa kehilangan hingga 30% kolagen dalam lima tahun pertama. Selain itu, paparan sinar UV, merokok, stres berkepanjangan, dan berkurangnya produksi minyak alami kulit turut mempercepat penipisan kulit.

Retinol Justru Bisa Menebalkan Kulit

Skincare dengan Retinol

Foto: Getty Images/CentralITAlliance

Ketika digunakan, retinol diubah oleh tubuh menjadi asam retinoat, bentuk aktif yang bekerja langsung pada sel kulit untuk mempercepat regenerasi.

"Pada kulit yang sehat, siklus pergantian sel berlangsung sekitar 28 hari, tapi dengan penggunaan retinol secara konsisten, bisa dipercepat menjadi sekitar 14 hingga 16 hari," jelas Dr. Rambhia.

Retinol bekerja dari permukaan hingga lapisan dalam kulit. Di lapisan stratum corneum, ia membantu melonggarkan ikatan antar sel mati sehingga pengelupasan lebih cepat dan kulit tampak lebih halus. Sementara di lapisan epidermis, retinol merangsang produksi keratinosit (sel kulit baru) dan memperbaiki struktur kulit secara keseluruhan.

"Retinol mengaktifkan fibroblas untuk meningkatkan produksi kolagen dan elastin, dua protein utama yang menjaga kulit tetap kencang dan fleksibel. Retinol juga meningkatkan produksi glikosaminoglikan seperti asam hialuronat, serta memperbaiki struktur matriks ekstraseluler," ungkap Dr. Rambhia.

Hasilnya, lapisan dermis menjadi lebih tebal dan terorganisir, yang membantu mengurangi garis halus, meningkatkan kekencangan, serta memperkuat ketahanan kulit terhadap agresi lingkungan. Lebih dari itu, retinol juga memperkuat struktur pengikat antara lapisan kulit, yaitu sambungan dermal-epidermal.

"Hal ini membantu mempererat komunikasi antar lapisan, menjadikan kulit lebih kokoh dan fungsional," tutur Dr. Rambhia.

Jika kamu pernah ragu menggunakan retinol karena takut kulit jadi tipis, kini bisa lebih tenang karena kekhawatiran itu tidak berdasar. Dengan pemakaian yang tepat dan konsisten, retinol justru bisa memperkuat dan menyehatkan kulit dari dalam.

(kik/kik)


Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads